Minggu, 21 Maret 2010

Implant _tugas KB.....

IMPLANT (Subdermal)

(AKBK= Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)

Dikenal 2 macam Implant:

1. Non-Biodegradable Implant

a. Norplant (6 “kapsul”), berisi hormon Levonorgestrel, daya kerja 5 tahun.

b. Norplant-2 (2 batang), idem, daya kerja 3 tahun.

c. Satu batang, berisi hormone ST-1435, daya kerja 2 tahun.

Rencana siap-pakai : tahun 2000.

d. Satu batang, berisi hormone 3-keto desogestrel, daya kerja 2,5-4 tahun.

Renvana siap pakai : awal dasawarsa 1990-an.

Saat ini di Indonesia sedang di uji coba Implanon, implant 1 batang dengan panjang 4 cm, diameter-luar 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) berisi 60 mg 3-ketodesogestrel, yang dikelilingi suatu membrane EVA, berdaya-kerja 2-3 tahun.

2. Biodegradable Impant

Yang sedang di uji-coba saat ini:

a. Capronor

- Suatu “kapsul” polymer berisi hormone Levonorgestron dengan daya kerja 18 bulan.

Rencana siap pakai:pertengahan dasawarsa 1990-an.

b. Pellets

- Berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol, dan daya kerja 1 tahun.

Rencana siap-pakai: pertengahan dasa warsa 1990-an.

Non-Biodegradable Implant

1. Norplant

a. Dipakai sejak tahun 1987.

b. Terdiri dari 6 “kapsul” kosong Silastic (karet silicone), yang diisi dengan hormone Levonorgestrel dan ujung-ujung kapsul di tutup dengan Silastic-adhesive.

c. Tiap “kapsul”:

- panjang=34 mm

- diameter=2,4 mm

- berisi 36 mg Levonorgestrel.

d. Sangat efektif dalam mencegah kehamilan untuk 5 tahun.

e. Saat ini Norplant yang paling banyak dipakai.

2. Norplant-2

a. Dipakai sejak tahun 1987.

b. Terdiri dari 2 batang Silastic yang padat, dengan panjang tiap batang 44 mm.

c. Masing-masing batang diisi dengan 70 mg Levonorgestrel di dalam matriks batangnya.

d. Sangat efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun.

Pada kedua macam Implant tersebut, Levonorgestrel ber-difusi melalui membrane Silastic dengan kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah insersi, kadar hormone dalam plasma darah sudah cukup tinggi untuk mencegah ovulasi.

Pelepasan hormone setiap harinyaberkisar antara 50-85 mcg pada tahun pertama, kemudian menurun sampai 30-35 mcg perhari untuk 5 tahun berikutnya.

Kontra-Indikasi Implant:

  1. Kehamilan/diduga hamil
  2. Perdarahan traktus genitalia yang tidak diketahui penyebabnya.
  3. tromboflebitis aktif atau penyakit trombo-emboli.
  4. Penyakit hati akut.
  5. Tumor hati jinak atau ganas.
  6. Karsinoma payudara/tersangka karsinoma payudara.
  7. Tumor/neoplasma ginekologik.
  8. Penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus.

Insersi dan Pengeluaran Implant

  1. Insersi dan pengeluaran Implant umumnya merupakan prosedur bedah minor, yang memerlukan anastesi local dan insisi yang kecil.
  2. Waktu yang terbaik untuk insersi adalah pada saat haid atau jangan melebihi 5-7 hari setelah mulainya haid.
  3. Implant di tempatkan tepat di bawah kulit, umumnya pada bagian dalam lengan atas atau lengan bawah.
  4. Pengeluaran Implant terutama Norplant biasanya memerlukan waktu 15-20 menit bila dipasang dengan benar.
  5. Bila Implant telah dikeluarkan, Implant baru dapat dipasang pada tempat yang sama bila tidak ada pembengkakan pada tempat tersebut, atau di pasang pada tempat yang sama dengan arah yang berlawanan bila tempat lama mengalami trauma dan pembengkakan selama pengeluaran Implant yang lama, atau dipasang pada lengan yang lain.
  6. Infeksi atau komplikasi lain seperti hematoma setelah insersi jarang terjadi.
  7. Dapat terjadi ekspulsi dari Implant bila tempat insersi mengalami infeksi.
  8. Yang penting pada saat insersi dan pengeluaran Implant adalah menjaga sterilitas!!

Efektifitas Implant

  1. Angka kegagalan Norplant : <1>
  2. Efektivitas Norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun, dan pada tahun ke-6 kira-kira 2,5-3% akseptor menjadi hamil.
  3. Norplant-2 sama efektifnya seperti Norplant, untuk 3 tahun pertama. Semula diharapkan Norplant-2 juga akan efektif untuk 5 tahu, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalamjumlah besar yang tidak diduga sebelumnya,yaitu sebesar 5-6%. Penyebabnya belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepsan hormone nya.

Mekanisme Kerja Implant

  1. Mekanisme kerja yang tepat dari Implant belum jelas benar.
  2. Seperti kontrasepsi lain yang hanya berisi-progestin-saja, Implant tampaknya mencegah terjadinya kehamilan melalui beberapa cara:
    1. Mencegah ovulasi.
    2. Perubahan lender serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan spermatozoa.
    3. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium.

Efek Samping Implant

  1. Efek samping paling utama dari Norplant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama setelah insersi.
  2. Yang paling sering terjadi adalah:
    1. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus.
    2. Perdarahan bercak (spotting)
    3. Berkurangnya panjang siklus haid
    4. Amenore, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
  3. Umumnya perdarahan-perdarahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
  4. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan jalannya waktu.
  5. Perdarahan yang hebat jarang terjadi.

Efek Pada Sistem Reproduksi

1. Tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius terhadap system reproduksi pada pemakaian Norplant.

2. Memang pada 10% akseptor ditemukan adanya kista ovarium yang sementara, ada yang sampai mencapai ukuran 10 cm. umumnya tidak diperlukan tindakan pembedahan, pengeluaran Implant atau pengobatan lainnya, karena kista tersebut akan mengalami regresi spontan dalam waktu 6 minggu.

3. Yang menjadi kekuatiran adalah kemungkinan bertambahnya risiko dari kehamilan ektopik. Dari penelitian ditemukan kehamilan ektopik 1,5 per 1000 wanita per-tahun, dan ini hampir sama seperti pada akseptor IUD (baik yang non-medicated maupun yang mengandung Cu). Dan angka tersebut masih tetap lebih rendah dibandingkan di bandingkan wanita yang sama sekali tidak ber-KB.

4. Efek kontrasepsi Norplant menghilang dengan cepat setalah Implant nya di keluarkan. Mantan akseptor Norplant dapat menjadi hamil sama cepatnya seperti wanita yang sama sekali tidak memakai kontrasepsi apapun. Dari 95 wanita yang menginginkan kehamilan, 50% sudah hamil setelah 3 bulan menghentikan Implantnya, dan 86% setelah 1 tahun.

5. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa jumlah kecil dari Levornogestrel yang di lepaskan oleh Norplant tidak mempunyai efek buruk pada bayi yang sedang dikandung maupun pada bayi yang masih menyusu.

6. Pemakaian Norplant selama laktasi tidak mempengaruhi kadar hormone bayinya. Kadar immunoglobulinserum dan kadar FSH, LH dan testosterone di dalam urine adalah sama pada bayi yang di susui akseptor Norplantdan yang disusui akseptor metode barier ataupun ibu-ibu yang sama sekali tidak menggunakan kontrasepsi apapun.

Efek Samping Lain

1. Norplant hanya sedikit sekali menyebabkan efek samping lain disamping peerubahan haid. Sakit kepala merupakan keluhan lain yang sering dikeluhkan.

2. Norplant hanya sedikit sekalimenyebabkan perubahan-perubahan sistemik. Hanya didapatkan perubahan-perubahan minor, yang semuanya masih dalam batas-batas normal, seperti fungsi hepar, metabolisme karbohidrat, pembekuan darah, tekanan darah, immunoglobulin, serum cortisol, urea nitrogen, uric acid, Na, K, Ca, phosphate anorganik dan berat badan.

Kontinuitas Penggunaan Implant

  1. Lebih dari 2/3 akseptor Norplant memakainya untuk sekurang-kurangnya 2 tahun.
  2. Setelah 1 tahun, kontinuitasnya 87-95%, dan setelah 2 tahun 66-92%, serta setelah 5 tahun 42-78%.
  3. Perdarahan ireguler merupakan sebab paling utama dari penghentian pemakain Norplant, yaitu 2-7% akseptor menghentikannya dalam tahun pertama.
  4. Daya kerja yang lama serta kemudahan pemakaian Norplant merupakan daya tarik yang paling atraktif, karena tidak perlu memasukkan apapun kedalam vagina, tidak perlu melakukan sesuatu sebelum senggama, reversible dan kemungkinan berat badan yang sedikit bertambah.

Teknik Insersi Implant

Pemasangan dilakukan pada bagian dalam lengan atas atau lengan bawah, kira-kira 6-8 cm diatas atau dibawah siku, melalui insisi tunggal, dalam bentuk kipas, dan dimasukkan tepatdibawah kulit. Perhatikan a dan antisepsis.

Untuk memasang Norplant:

  1. Cuci daerah insersi, lakukan tindakn a dan antisepsis, dan tutup sekitar daerah insersi dengan kain steril.
  2. Lakukan anastesi local (lidocaine 1%) pada daerah insersi, mula-mula di suntikkan sejumlah kecil anastesi pada daerah insisi, kemudian anastesi diperluas sampai keenam atau dua daerah, sepanjang 4-4,4 cm. penyuntikan anstesi dilakukan tepat dibawah kulit, sehingga lapisan luar kulit akan terangkat dari lapisan bawahnya dan memudahkan insersi.
  3. Dengan pisau scalpel di buat insisi 2 mm sejajar dengan lengkung siku.
  4. masukkan ujung trocar melalui insisi. Terdapat 2 garis tanda batas pada trocar, satu dekat ujung trocar, lainnya dekat pangkal trocar. Dengan perlahan-lahan trocar dimasukkan sampai mencapai garis batas dekat pangkal trocar, kurang lebih 4-4,5 cm. trocar dimasukkan sambil melakukan tekanan ke atas dan tanpa merubah sudut pemasukkan.
  5. Masukkan Implant kedalam trocarnya. Dengan batang pendorong, Implant di dorong perlahan-lahan ke ujung trocar sampai terasa adanya tahanan. Dengan batang pendorong tetap stationer, trocar perlahan-lahan di tarik kembali sampai garis batas dekat ujung trocar terlihat pada insisi dan terasa Implantnya “meloncat keluar” dari trocarnya. Jangan keluarkan trocarnya. Raba lengan dengan jari untuk memastikan Implant sudah berada pada tempatnya dengan baik.
  6. Ubah arah trocar sehingga Implant berikutnya berada 15 dan Implant sebelumnya. Letakkan jari tangan pada Implant sebelumnya. Masukkan kembali trocar sepanjang pinggir jari tangan sampai kegaris batas dekat pangkal trocar. Masukkan Implant kedalam trocar. Selanjutnya seperti pada butir-5. ulangi lagi prosedur tersebut sampai semua Implant telah terpasang.
  7. Setelah semua Implant terpasang, lakukan penekanan pada tempat luka insisi dengan kasa steril untuk mengurangi perdarahan. Lalu kedua pinggir insisi ditekan sampai berdekatan dan di tutup dengan plester kupu-kupu. Tidak diperlukan penjahitan luka insisi.
  8. Luka insisi ditutup dengan kompres kering, lalu lengan di balut dengan kasa untuk mencegah perdarahan. Daerah insersi dibiarkan kering dan tetap bersih selama 4 hari.

CATATAN:

    1. Sarung tangan steril yang dipakai oleh pemasang harus bebas /tidak mengandung bedak/talk, oleh karena bedak/talk bila jatuh atau terbawa masuk bersama-sama Implant kedalam tempat insisi, dapat menyebabkan timbulnya reaksi jaringan berupa fibriosis.

b. Setelah bungkus Implant dibuka untuk mengeluarkan ke enam “kapsul” Norplant, letakkan ke enam “kapsul” tersebut kedalam mangkuk stainless steel kosong dan steril, atau bungkus Implant dibuka sebagian saja dan “kapsul-kapsul”-nya diambil satu per satu langsung dari dalam bungkusnya dengan memakai pinset anatomis steril. Jangan letakkan ke enam “kapsul” diatas doek steril, karena partikel-partikel kain/tenun dapat menempel pada “kapsul” dan menyebabkan “kapsul” menjadi lebih reaktif sehingga menimbulkan perlengkapan atau paut yang berlebih.

c. Setelah selesai dengan insersi keenam “kapsul” Norplant, rendam semua alat-alat yang sudah dipakai dalam cairan klorin 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat tersebut.

Teknik Pengeluaran/Pengangkatan Implant

Mengeluarkan Implant umumnya lebih sulit daripada insersi. Persoalan dapat timbul bila Implant dipasang terlalu dalam atau bila timbul jaringan fibrous sekeliling Implant.

Untuk Mengeluarkan Implant:

  1. Cuci lengan akseptor, lakukan tindakan a dan antisepsis.
  2. Tentukan lokasi dari Implant dengan jari-jari tangan dan dapat diberi tanda dengan tinta atau apa saja.
  3. Suntikan anestesi local dibawah Implant. Jangan menyuntikan anastesi diatas Implant karena pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari letak Implantnya.
  4. Buat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada ujung-ujung Implant, pada daerah alas “kipas”.
  5. Keluarkan Implant pertama yang terletak paling dekat ke insisi atau yang terletak paling dekat kepermukaan.
  6. Sampai saat ini dikenal 4 cara pengeluaran/pencabutan Norplant:

I. Cara POP-OUT. (Darney, Klaise dan Walker). Merupakan teknik pilihan bila memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak selalu mudah untuk mengerjakannya. Dorong ujung proksimal “kapsul” (arah bahu) kearah distal dengan ibu jari sehingga mendekati lubang insisi, sementara jari telunjuk menahan bagian tengah “kapsul”, sehingga ujung distal”kapsul” menekan kulit. Bila perlu, bebaskan jaringan yang menyelubungi ujung “kapsul” dengan scalpel/bisturi. Tekan dengan lembut ujung “kapsul” melalui lubang insisi sehingga ujung tersebut akan “menyembul/Pop-out” melalui lubang insisi. Kerjakan prosedur yang sama untuk semua “kapsukl” yang masih tertinggal.

II. Cara STANDARD

Bila cara “pop-out” tidak berhasil atau tidak mungkin dikerjakan, maka dipakai cara standard. Jepit ujung distal “kapsul” dengan klem Mosquito,sampai kira-kira 0,5-1 cm dari ujung klemnya masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem pada posisi 180 disekitar sumbu utamanya mengarah kebahu akseptor. Bersihkan jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan “kapsul” dengan skalpet atau kasa steril sampai “kapsul” terlihat dengan jelas. Tangkap ujung “kapsul” yang sudah terlihat dengan klem Crile, lepaskan klem Mosquito, dan keluarkan “kapsul” dengan klem Crile. Cabut/keluarkan “kapsul-kapsul” lainnya dengan cara yang sama.

III. Cara “U”

Teknik ini dikembangkan oleh Dr. Untung Prawirohardjo dari Semarang. Dibuat insisi memanjang selebar 4 mm, kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distal “kapsul”, diantara kapsul ke-3 dan kapsul ke-4. “kapsul”yang akan di cabut di fiksasi dengan meletakkan jari telunjuk tangan kiri sejajar di samping “kapsul”. “kapsul” dipegang dengan klem (Norplant holding forceps) kurang lebih 5 mm dari ujung distalnya. Kemudian klem diputar kearah pangkal lengan atas/bahu akseptor sehingga “kapsul”terlihat dibawah lubang insisi dan dapat dibersihkan dari jaringan-jaringan yang menyelubunginyadengan memakai scalpel, untuk seterusnya di cabut keluar.

IV. Cara Tusuk “Ma”

Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari Denpasar. Memakai alat Bantu kawat atau jari roda sepeda, satu ujung dilengkungan sepanjang 0,5-0,75 cm dengan sudut 90 dan diperkecil serta diruncingkan, sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam satu bidang dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai untuk pegangan operator. Setelah “kapsul” dijepit dengan pinset/klem arteri, jaringan ikat dibersihkan dengan pisau sampai “kapsul”tampak putih, kemudian alat tusuk “Ma” ditusukkan pada “kapsul” serta terus dikait keluar. Atau setelah “kapsul” dijepit dengan pinset/klem arteri, alat tusuk “Ma” ditusukkan kedalam “kapsul” sambil diungkit kearah luka insisi, lalu pinset/klem arteri dilepaskan, dan dengan pisau “kapsul” dibebaskan dari jaringan ikat lalu diungkit keluar dari luka insisi.

  1. Berikan anestesi lagi bila diperlukan,untuk mengeluarkan Implant yang lain.
  2. Tutup dan bungkus luka insisi seperti pada saat insersi. Bila akseptor ingin dipasang Implant yang baru, hal ini dapat segara dilakukan.
  3. Upaya pencabutan keenam “kapsul” Norplant dibatasi sampai waktu 45 menit. Bila dalam waktu tersebut tidak semua “kapsul” berhasil dikeluarkan, maka prosedur pencabutan dihentikan, dan upaya pencabutan kembali sisa “kapsul” yamg masih tertinggal diulangi kira-kira 2-4 minggu kemudian. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan infeksi dan rasa nyeri, disamping ini mencaut sisa “kapsul” Norplant akan lebih mudah bila lengan akseptor telah sembuh dari trauma jaringan upaya pencabutan yang lalu.
  4. Setelah selesai dengan pencabutan keenam “kapsul”Norplant, rendam semua alat-alat yang sudah dipakai dalam cairan klorin 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat tersebut.

Pemeliharaan Alat-alat untuk Insersi dan Pengangkatan Implant

  1. Trocar harus dicuci dengan air hangat dan larutan antiseptic segera insersi, kemudian di desinfeksi sebelum pemakaian berikutnya.
  2. Desinfeksi dapat dilakukan dengan:
    1. Autoclave selama 20 menit.
    2. Direbus dalam air mendidih selama 5-10 menit.
    3. Sterilisasi-dingin dengan larutan germiside untuk sedikitnya 1 jam.
  3. Desinfeksi dengan autoclave merupakan cara yang paling efektif.
  4. Ketiga cara desinfeksi tersebut akan membunuh Human Immnodeficiency Vyrus (HIV), yaitu virus penyebab AIDS.
  5. Tetapi merebus dalam air panas selama 5-10 menit atau sterilisasi-dingin, tidak akan membunuh virus Hepatitis B. pada daerah endemic Hepatitis, alat-alat harus di autoclave atau direbus dalam air selama 15-30 menit.
  6. Ujung trocar harus diperiksa setelah melakukan 10 insersi, dan bila diperlukan dapat diasah kembali. Dengan pemeliharaan yang baik, trocar dapat dipakai untuk melakukan kurang lebih 50 insersi.

Keuntungan Norplant

  1. Fektivitas tinggi
  2. Setelah dipasang, tidak perlu melakukan apa-apa lagi sampai saat pengeluaran Implant-nya.
  3. Sistem 6 “kapsul” memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
  4. Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak ada efek samping yang di sebabkan oleh estrogen.
  5. Efek kontraseptif segera berakhir setalah Implant nya di keluarkan.
  6. Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstan, sehingga terhindar dari dosis awal yang tinggi seperti kontrasepsi suntikan (injectables) ataupun puncak harian dari hormone pada kontrasepsi per-oral.
  7. Norplant dapat membantu mencegah terjadinya anemia.

Kerugian Norplant

  1. Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
  2. Petugas medis harus memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan Implant.
  3. Lebih mahal.
  4. Sering timbul perubahan pola haid.
  5. Akseptor tidak dapat menghentikan Implant sekendak nya sendiri.
  6. Beberapa orang wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
  7. Implant kadang-kadang terlihat oleh orang lain.

Impalnt Non-Biodegradable Lain yang Sedang Dikembangkan

  1. Implanon.

Ø Penemuan terakhir saat ini adalah Implant yang berisi Desogestrel, suatu progestin baru yang telah digunakan bertahun-tahun pada beberapa macam kontrasepsi awal.

Ø Pabrik obat Organon telah mengembangkan metabolit utama desogestrel yaitu 3-ketodeso-gestrel yang dimasukkan di dalam 1batang Implant (implanon).

Ø Implanon terdiri dari 1 batang yang berisi progestin generasi ketiga, yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable. Batang Implant terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) berisi 60 mg 3-ketodesogestrel, yang diselubungi oleh suatu membrane EVA. Panjang batang Implant 4 cm dan berdiameter 2 mm. pada permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg perhari, yang perlahah-lahan turun menjadi 30 mcg perhari selama masa kerjanya. Daya-kerja Implanon minimal 2 tahun, dan mungkin dapat sampai 3 tahun. Insersinya mudah dengan jalan menyuntikannya tanpa memerlukan anastesi dan dapat dikerjakan oleh perawat atau paramedis yang terlatih.

  1. Implant 1-batang ST-1435.

Ø ST-1435 merupakan progestin baru dengan efek kontraseptif dan efek samping serupa dengan levonorgestrel.

Ø Implant ST-1435 efektif untuk 2 tahun, berisi kristal ST-1435 yang terbungkus oleh membrane selulose didalam kapsul Silastic, dengan pelepasan 100 mcg hormonnya perhari.

Ø ST-1435 juga menghambat ovulasi dan mengentalkan lender serviks. Bedanya dengan progestin lain, ST-1435 tampaknya tidak mempunyai efek pada kadar kolesterol darah. Rencana siap-pakai : tahun 2000.

Biodegradable Implant

1. Biodegrable Implant melepaskan progestin dari bahan pembawa/pengangkut/carrier yang secara perlahan-lahan larut di dalam jaringan tubuh. Jadi bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi seperti misalnya pada Norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai melarut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi.

2. Dua macam Implant biodegradable sedang diuji-coba saat ini pada sejumlah wanita:

    1. Capronor, suatu “kapsul” polymer yang berisi Levonorgestrel.
    2. Pellets, (bola/peluru), berisi Norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol.

Capronor

Ø Pada awal penelitian dan pengembangannya, capronor berupa suatu “kapsul” biodegradable yang mengandung levonorgestrel yang dilarutkan dalam minyak ethyl-oleate, dengan diameter “kapsul” <0,24>

    1. 2,5 cm : berisi 16 mg levonorgestrel, melepaskan 20 mcg hormonnya perhari.
    2. 4 cm : berisi 26 mg levonorgestrel, melepaskan 30-50 mcg hormonnya perhari.

Ø Penelitian pada kelinci dan kera menunjukkan bahwa proteksi kontraseptif berlangsung paling sedikit 18 bulan, dan mungkin dapat berlangsung lebih lama. Tetapi penelitian klinis pada wanita menunjukkan efektivitasnya hanya 8-10 bulan, dan ini antara lain disebabkan oleh kecepatan pelepasan hormone yang tidak tepat/konstan oleh minyak ethyloleate. Sehingga akhirnya penelitian awal ini dihentikan.

Ø Sekarang sedang dikembangkan 2 versi baru Implant Capronor yang biodegradable:

  1. Capronor-2:

§ Satu kapsul 4 cm terbuat dari polimer caprolactone yang diisi dengan 18 mg levonorgestrel.

§ Penelitian menunjukkan bahwa mungkin diperlukan 2 kapsul dengan formula ini.

  1. Capronor-3:

§ Satu kapsul 4 cm terbuat dari co-polimer (caprolactone dan trimethylene carbonate) yang diisi dengan 32 mg levonorgestrel.

§ Co-polimer mengalami biodegradasi lebih cepat dibandingkan polimer tunggal.

Ø Kapsul Capronor akan tetap intak selama periode 12 bulan dari pelepasan hormone levonorgestrelnya, dan bila di inginkan kapsulnya dapat dikeluarkan selama masa ini. Dikemudian hari, setelah beberapa tahun, kapsul mengalami biodegradasi perlahan-lahan menjadi E-hydroxycaproic acid, kemudian menjadi karbon dioksid dan air, yang akan diserap oleh tubuh.

Norethindrone Pellets

Ø Pellets dibuat dari 10% kolesterol murni dan 90% Norethindrone (NET)

Ø Setiap Pellet, panjang 88 berisi 35 mg NET, yang akan dilepaskan saat Pellets dengan perlahan-lahan “melarut”.

Ø Pellets berukuran kecil, masing-masing sedikit lebih besar daripada butir beras.

Ø Uji-coba pendahuluan menggunakan 4 dan 5 Pellets.

Ø Dosis harian NET dan efektivitas kontrasepsi semakin bertambah dengan banyak nya jumlah Pellets.

Ø Sediaan empat Pellets tampaknya memberikan perlindungan yang besar terhadap kehamilan untuk sekurang-kurang nya 12 bulan.

Ø Lebih dari 50% akseptor Pellets mengalami pola haid ireguler. Perdarahan inter-menstrual atau perdarahan bercak merupakan problem utama. Tetapi dengan berlalu nya waktu, perdarahan akan kembali ke pola pra-insersi. Amenore terjadi pada 14% akseptor setelah 6 bulan. Pellets dapat menurangi/menghilangkan dismenore.

Ø Terjadi rasa sakit payudara pada 4% akseptor.

Ø Jumlah kecil dari kolesterol di dalam masing-masing Pellets- kurang dari 2% kolesterol dalam dalam satu butir telur ayam- tidak mempunyai efek pada kadar kolesterol darah akseptor.

Ø Insersi Pellets dilakukan pada bagian dalam lengan atas. Prosedur insersi seperti pada capronor, dan dapat dipakai dengan inserter yang sama.

Ø Daerah insersi disuntik dengan anastesi local lalu dibuat insisi 3 mm. pellets diletakkan kira-kira 3 cm di bawah kulit. Tidak diperlukan penjahitan luka insisi, cukup ditutup dengan verband saja.

Ø Bila Pellets akan dikeluarkan sebelum mereka “melarut”, yaitu selama 12 bulan pertama, diperlukan insisi 5 mm. sering timbul jaringan fibrous sekitar Pellets.

Sumber : Hartanto,dr Hanafi. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 2003

Diketik Kembali Oleh :





MeL_caN nd Indah